Review Kawasaki W175, Motor Klasik Nan Cantik!
Kali ini Jinny beruntung banget brosist, bisa nyobain motor yang
punya tampang retro besutan Kawasaki ini. Yup, Kawasaki W175. Impresi
motor satu ini bisa dibilang luar biasa sob. Buat kalian anak 90-an,
apakah kalian pernah nyobain motor milik orang tua dulu? Kira-kira masih
inget gak gimana feel saat nyobain motor orang tua kalian? Pasti nyaman
ya kan. Nah, Kawasaki retro satu ini juga gak kalah nyaman, loh.
Penasaran? Tenang aja, Jinny bakal menceritakan pengalaman berkendara
bareng W175 ini.
Performa & Handling Kawasaki W175
Hal pertama yang bisa Jinny rasakan saat
mencoba menunggangi si retro-modern ini adalah bobotnya yang ringan.
Terasa banget sob, kaki gak perlu ngotot buat nahan motor. Bahkan pada
kondisi statis Jinny bisa dengan mudah miringin motor tanpa tangan
memegang stang. Kesan berkendara makin rileks, brosis.
Rasanya tangan Jinny udah makin gatel
buat nyobain performa Kawasaki W175 ini. Jajal si retro ini kurang afdol
kalo di daerah Jakarta. So, Jinny putuskan untuk geber saudara dekat
Estrella ini ke Puncak, Bogor. Sedaap.
Saat pertama kali mesin dinyalakan,
suara dan getaran mesin tidak terlalu terdengar, halus banget sob. Suara
dari knalpot pun bisa Jinny bilang cukup senyap. Kini coba pengalaman
yang berbeda dengan menunggangi W175 ini naik turun tanjakan. Tanpa ada
sinyal-sinyal ngempos atau “ngotot”, motor ini tetap melaju dengan
mudahnya. Gak perlu buka gas terlalu dalam, motor bakal ngacir. Nafas
mesin terbilang cukup panjang, gak heran jika tiba-tiba speedometer
sudah menyentuh 100Km/jam. Sayang brosist, karakter mesin di putaran
atas menimbulkan getaran pada area stang dan kaki.
Kenyamanan Berkendara
Pertama, impresi ketika duduk pada jok
Kawasaki W175 terbilang rendah dan santai sebab tinggi joknya hanya 775
mm. Jinny dengan tinggi badan 168 cm bisa menapakan kaki dengan sempurna
ke tanah. Tangki bensin berkapasitas 13,5 liternya terlihat agak besar
namun tetap nyaman saat ditunggangi.
Ada beberapa hal yang bikin Jinny Meresa
kurang nyaman. Posisi tuas persneling dan rem belakang rasanya terlalu
tinggi. Lalu persneling Kawasaki W175 menggunakan tuas model congkel,
yang membuatnya terasa kurang klasik. Seharusnya motor ini mengadopsi
tuas perseneling yang memiliki tuas belakang agar lebih mirip motor
lawas.
Desain Kawasaki W175
Kawasaki W175 ini mengusung konsep retro
bergaya British Naked Motorcycle. Sekujur bodi memiliki bentuk yang
serba bulat, mirip saudaranya W250 alias Estrella dan W800. Dan pada
area spidometer, aura klasik terasa sangat mencolok. Bentuknya
minimalis, karena hanya tersedia petunjuk kecepatan, odometer, dan
tripmeter. Terlebih lagi, speedometer W175 ini tidak dilengkapi
indikator bensin yang membuat kesan motor jadul pun makin terasa.
Tidak hanya lewat tampilan, cara
primitif seperti saat akan mengecek bensin bakal kalian dapatkan saat
menunggangi motor satu ini. Untuk mengecek bensin, kalian harus membuka
tutup tangki lalu menggoyangnya, dan dengarkan suara bensinnya. Pindah
ke bagian knalpot brosis, komponen ini dilabur warna hitam pekat, model
Peashooter-Style alias model yang memiliki semacam corong yang identik
akan motor jadul.
Kelebihan
- Sokbreaker terbilang cukup empuk
- Mesin memiliki nafas yang lumayan panjang
- W175 merupakan motor yang mudah di modifikasi
- Cukup bersahabat dengan tinggi badan sekitar 160cm
- Bobot motor cukup ringan
Kekurangan
- Tidak ada Indikator bensin
- Tidak ada fitur-fitur khusus layaknya motor masa kini
Kesimpulan
Kesan saat pertama kali nyoba Kawasaki W175 cukup banyak mendapat nilai plus dari
Jinny, pasalnya performa mesin dan handling yang bagus. Dan buat kalian
yang suka modif motor, motor satu ini Jinny rasa sangat cocok, brosis.
Motor ini lebih enak diajak jalan-jalan santai, bukan untuk mencari
kecepatan. Sebab, akan terasa percuma jika wajah ganteng W175 ini gak
bisa dipamerin.
Sumber Artikel : https://moladin.com/blog/kawasaki-w175/
No comments:
Post a Comment